Perkembangan Bayi 6 Bulan: Si Doyan Ngobrol

Seperti apa perkembangan bayi usia 6 bulan? Ingat! Ada imunisasi yang harus diulang nih!

12 September 2019

Perkembangan Bayi 6 Bulan Si Doyan Ngobrol
pixabay.com/kotakellce

Salah satu hal yang menonjol dari bayi mama di usia 5 bulan 4 minggu ini adalah kemampuannya berkomunikasi. Kini ia melihat dan mendengar dunia, sebaik orang dewasa. Mengagumkan bukan? Tak heran jika ia semakin aktif mengeluarkan suara gumaman atau pun mengubah oktaf suaranya dari tinggi ke rendah dan sebaliknya. Suaranya merupakan caranya menunjukkan respon terhadap obyek, misalnya senang, rasa ingin tahu atau pun rasa puas.

Di usia ini sebagian bayi akan mengulangi satu suku kata, seperti "ba," "ma," "ga," atau kombinasi konsonan vokal lainnya secara berulang-ulang. Beberapa bahkan akan menambah satu-dua suku kata sehingga suaranya terdengar lebih kompleks. Mama bisa mendorongnya dengan membuat permainan, misalnya "Suara domba 'baaa', suara kambing 'maaa'". Atau jika Mama kesulitan mengidentifikasi kata-katanya, cukup jawab dengan antusias,"Ya, itu mobil! Wah, cepat ya jalannya." Bayi mama akan merasa dihargai sehingga percakapan akan terus mengalir.
 

Editors' Picks

Kehidupan Orangtua: Waktu Istirahat untuk Mama

Kehidupan Orangtua Waktu Istirahat Mama
Freepik/Senivpetro

Pada usia ini, bayi Mama beristirahat lebih lama di malam hari, sekitar lima hingga enam jam. Mama pun sudah bisa tidur mendekati durasi normal. Tetapi jika Mama tetap terjaga sementara bayi sudah bisa beristirahat, berikut beberapa trik yang bisa dilakukan untuk 'menebus' waktu istirahat yang hilang:

  • Ambil waktu tidur sedikit tetapi berkualitas (power nap) saat bayi sedang tidur siang.
  • Delegasikan pekerjaan harian yang bisa dikerjakan orang lain (mencuci pakaian, menyapu, mengepel) dan ambil waktu untuk istirahat.
  • Pergi tidur lebih awal dan biarkan pasangan mengambil alih tugas menenangkan bayi di malam hari.
  • Konsisten dengan waktu tidur agar siklus istirahat tidak kacau. Bangun dan tidur di jam yang sama setiap harinya.

Jika Mama masih merasa sangat kelelahan tetapi sulit untuk beristirahat, Mama bisa mencoba obat-obatan herbal yang memberikan efek menenangkan tubuh atau konsultasikan dengan dokter bila membutuhkan obat-obatan medis. 

Ciptakan suasana nyaman di kamar tidur, meliputi kasur yang nyaman, penerangan yang sesuai, suhu ruangan yang tidak terlalu panas atau pun dingin serta meredam suara berisik dari luar. Jika kasur sudah berusia sepuluh tahun lebih, saatnya diganti ya, Ma. Selain itu, rutinlah menjemur bantal dan guling agar tidak kempes dan ganti sprei setiap seminggu sekali.

Sebelum tidur, usahakan tubuh rileks. Salah satu cara ampuh adalah dengan minum susu hangat. Mama juga bisa mencoba latihan yoga, peregangan otot ringan dan latihan napas mendalam atau pun mandi air hangat sebelum tidur.

Ingat ya, Vaksinasi Bayi Harus Dilengkapi

Ingat ya, Vaksinasi Bayi Harus Dilengkapi
static.seekingalpha.com

Sebelum usia 6 bulan, dokter menyarankan agar bayi mendapatkan vaksinasi dasar. Antara lain hepatitis B, DTap, PCV, Hib dan vaksin rotavirus.

  • Vaksin hepatitis B melindungi tubuh dari virus penyebab hepatitis B,
  • Vaksin DTap melindungi tubuh dari virus penyebab difteri, tetanus dan batuk rejan (pertusis),
  • Vaksin PCV mencegah masuknya virus pneumococcal penyebab meningitis, pneumonia dan infeksi telinga,
  • Vaksin Hib mencegah serangan bakteri Haemophilus influenzae tipe b (penyebab meningitis, pneumonia atau epiglottitis),
  • Vaksin rotavirus oral mencegah serangan virus penyebab flu perut.

Vaksinasi bisa jadi hal yang membuat bayi trauma. Tenangkan dan alihkan perhatian bayi dengan cara mengajaknya berbicara dan peluklah ia. Ketimbang posisi tidur, sebaiknya dudukkan bayi di pangkuan saat dokter menyuntikkan vaksin. 

Vaksinasi sangatlah perlu dilakukan untuk bayi. Bayi yang mendapatkan vaksinasi saja masih belum terproteksi sepenuhnya, apalagi yang tidak. Umumnya, vaksinasi diberikan dalam beberapa rangkaian yang harus dipenuhi untuk melindungi tubuh secara menyeluruh. 

Banyak orangtua yang enggan memvaksin bayinya karena tidak tega melihatnya disuntik. Padahal, risiko kesehatan yang mengintai bayi yang tidak divaksin lebih besar ketimbang efek akibat disuntik vaksin sesaat. Di masa kini, semakin jarang ditemui risiko akibat vaksin. Jadi, mengapa tidak memberikan vaksin pada si Kecil?

Baca Juga:

Tanya Ahli

Mulai konsultasi seputar parenting yuk!

Hai Ma, mama mulai bisa bertanya dan berbagi pengalaman dengan ahli parenting.

Mama CerdAZ

Ikon Mama CerdAZ

Panduan kehamilan mingguan untuk Mama/Ibu, lengkap dengan artikel dan perhitungan perencanaan persalinan

Cari tahu yuk