Parenting Kolaborasi Bantu Anak Mudah Bersosialisasi di Masa Transisi

Jadikan anak mama mudah bergaul setelah pandemi!

30 Juni 2022

Parenting Kolaborasi Bantu Anak Mudah Bersosialisasi Masa Transisi
Freepik/pch.vector

Adanya Covid-19 sejak dua tahun terakhir membuat semua orang harus terkurung di dalam rumah dan membatasi segala interaksi secara langsung. Keadaan ini ternyata sangat mempengaruhi emosional, mental seseorang, terutama pada balita yang masih mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, Ma. 

Hingga akhirnya beberapa anak tiba-tiba berubah menjadi soosok yang pendiam, pemalu, sulit bergaul, takut, dan frustasi saat berada di luar rumah dan bertemu banyak orang.

Permasalahan ini terlihat jelas pada masa transisi Covid-19 seperti saat ini, ketika anak sudah kembali mulai bersekolah tatap muka. 

Tentu saja hal seperti itu tidak boleh dibiarkan bergitu saja, Ma. Sebagai orangtua tentu saja Mama harus bertindak sesuatu agar si Kecil bisa kembali bersosialisasi di tempat umum.

Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan parenting kolaboratif, Ma. 

Parenting kolaboratif merupakan pola asuh yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang-orang yang ada di sekitar anak-anak. Mulai dari Mama, Papa, pengasuh, dan guru harus menciptakan hubungan yang positif untuk bersama-sama membantu anak pandai bersosialisasi kembali. 

Dalam acara webinar "Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi" yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia yang bertema, Cici Desri, Founder Joyful Parenting 101 membagikan beberapa tips parenting kolaboratif. Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama, simak yuk!

1. Peran Papa

1. Peran Papa
Freepik/pvproductions

Oxford University melakukan penelitian terhadap 129 keluarga di AS. Hasil penelitian tersebut menunjukkan anak yang diasuh dan dekat dengan sosok papa biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang tenang dan mengesankan.

Selain itu, Anak yang diasuh oleh ayah ini nantinya juga akan terbentuk menjadi anak yang penuh percaya diri dan pemberani. Hal ini juga dirasakan oleh Cici. 

"Itu sangat saya rasakan. Kalau Ayahnya membantu tumbuh kembang si Kecil lewat permainan yang seru. Jadi anak-anak merasa tidak digurui, tidak ada sesi pengasuhan khusus. Lewat permainan yang dilakukan bisa membangun percaya diri anak," jelas Cici.

2. Peran Mama

2. Peran Mama
Dok. Danone Indonesia

Berbeda dari Papa, biasanya pola asuh yang diberikan oleh Mama lebuh berupa nasihat dan pembentukan karakter.

"Ibu itu biasanya lebih ke mentalnya, lebih ke kasih sayangnya, dan karakternya" tutur Cici.

Editors' Picks

3. Peran pengasuh anak-anak 

3. Peran pengasuh anak-anak 
Freepik/Shurkin_son

Tidak hanya Mama dan Papa, jika ada orang lain yang bantu mengasuh anak seperti baby sitter, Kakek, Nenek, Om, Tante, dan orang lain yang ikut mengasuh anak, maka mereka juga perlu diajak berkolaborasi dalam mengasuh anak. 

Mama dan Papa bisa menanyakan perkembangan anak-anak setiap harinya pada orang-orang yang membantu mengasuh si Kecil. Hal ini supaya Mama dan Papa tahu sejauh mana perkembangan anak-anak.

Selain itu, karena anak merupakan peniru ulung, apa yang ia lihat dia tiru dan apa yang dia dengar pun ditiru, maka jangan segan-segan untuk mengingatkan orang di sekitar anak mama untuk selalu berbuat baik dan bertutur kata yang baik. Hal ini agar anak pun tumbuh menjadi sosok yang baik. Mama tidak ingin jika anak tumbuh jadi seseorang yang kasar kan?

4. Peran guru di sekolah 

4. Peran guru sekolah 
Freepik

Mama tidak bisa selalu mengawasi anak-anak saat mereka di sekolah. Benar tidak, Ma? Nah, untuk mengetahui perkembangannya di sekolah, maka Mama dapat berkomunikasi dengan guru anak-anak mama. 

"Apakah anak-anak memiliki hambatan atau tidak. Itu tidak hanya dari segi tugas-tugas sekolah saja ya, tetapi juga bagaimana mereka bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya," ucap Cici.

5. Peran dokter anak 

5. Peran dokter anak 
Freepik/DCStudio

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak-anak dalam bersosialisasi dan melakukan hal-hal lainnya, Mama Cici pun melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak. 

"Kami juga berkonsultasi dengan dokter spesialis tumbuh kembang anak untuk mengetahui lebih jauh upaya yang orangtua lakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak di rumah," jelas Cici. 

"Dokter selalu mengingatkan kami supaya memastikan si kecil mendapatkan nutrisi yang tepat," imbuhnya. 

6. Peran lingkungan 

6. Peran lingkungan 
Freepik

Agar emosional dan mental bersosialisasi anak tumbuh dan berkembang dengan baik, maka Mama dan Papa harus menciptakan ruang nyaman untuk anak-anak. 

Cici bercerita, sebagai orangtua, ia dan suami, mendorong si Kecil untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara verbal sehingga mereka dapat mengetahui apa yang dirasakan si Kecil secara emosional.

"Jadi saya memberi anak kebebasan. Kebebasan berpendapat, memilih, mengekspresikan apa yang dia rasakan namun sesuai dengan batasan atau aturan yang telah ditetapkan oleh keluarga," kata Cici. 

“Kami memahami bahwa fase membangun hubungan baru merupakan sebuah keterampilan. Si Kecil dapat menguasainya dengan dukungan yang tepat, terutama dari keluarga. Melalui interaksi sosial secara tatap muka langsung, si Kecil mampu menumbuhkan rasa kepercayaan baru dan merasakan kenyamanan berada di lingkungan barunya. Dengan begitu, saya yakin si Kecil bisa tumbuh menjadi anak hebat yang pintar, berani, dan memiliki empati tinggi,” jelasnya lagi. 

Kini, waktunya Mama dan Papa di rumah untuk melakukan parenting kolaboratif. Semoga anak-anak Mama dan Papa bisa mulai bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya di era transisi anak. Semangat dan jangan pernah lelah mengasuh anak ya, Ma! 

Baca juga:

Tanya Ahli

Mulai konsultasi seputar parenting yuk!

Hai Ma, mama mulai bisa bertanya dan berbagi pengalaman dengan ahli parenting.

Mama CerdAZ

Ikon Mama CerdAZ

Panduan kehamilan mingguan untuk Mama/Ibu, lengkap dengan artikel dan perhitungan perencanaan persalinan

Cari tahu yuk