5 Cara Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Setelah Pandemi

Keterampilan sosial tidak bisa muncul secara tiba-tiba, tetapi harus dikembangkan dan dipraktikkan

4 Juni 2022

5 Cara Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Setelah Pandemi
Freepik/freepik

Seorang terapis keluarga asal Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pandemi membuat anak kehilangan kesempatan untuk membangun keterampilam sosialnya, seperti kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, memecahkan masalah, hingga berlatih memiliki sikap empati.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta yang menemukan bahwa selama pandemi sebanyak 96 persen anak mengalami penurunan terkait pencapaian aspek perkembangan social emosi, terutama dalam segi perkembangan perilaku prososial, atau yang secara awam disebut perilaku tolong menolong.

“Jika kemampuan berempati dan perilaku tolong menolong ini tidak dikembangkan, terdapat risiko jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak dapat sulit beradaptasi dan sulit diterima oleh lingkungannya sehingga mengalami masalah pergaulan. Sementara dalam jangka panjang, anak rentan mengalami beragam masalah gangguan psikologis,” kata Anna Surti Ariani, S.PSi., M.Si., Psi., Psikolog Anak dan Keluarga dalam acara Lifebuoy Berbagi Kebaikan, Kamis (2/6/2022).

Setelah pandemi mereda atau bahkan berakhir, ada baiknya Mama sebagai orangtua segera menstimulus keterampilan sosial anak. Keterampilan sosial tidak bisa muncul secara tiba-tiba, tetapi harus dikembangkan.

Belajar secara teoritis saja tidak cukup, karena perlu dipratikkan langsung. Berikut Popmama.com telah siapkan ulasan tentang cara meningkatkan keterampilan sosial anak setelah pandemi menurut psikolog anak dan keluarga.

1. Suruh anak membagikan bekal kepada teman-temannya

1. Suruh anak membagikan bekal kepada teman-temannya
Freepik/rawpixel.com

Kini, anak-anak sudah mulai melakukan kegiatan sekolah dengan bertatap muka secara langsung. Mama bisa memanfaatkan momen tersebut sebagai ajang meningkatkan keterampilan sosial anak.

Cara pertama yang terbilang simpel dan bisa dilakukan adalah dengan membawakan bekal yang juga bisa dibagi kepada teman-temannya. Namun, usahakan bekal yang dibagikan nantinya dibuat terpisah.

Sehingga, memudahkan anak untuk memberikan kepada teman-temannya, dan tentunya makanan juga bisa lebih menjadi higienis.

“Orangtua bisa membawakan bekal yang bisa dibagi kepada teman. Kalau sekarang mungkin bisa bagiin yang dipack aja. Jangan lupa kasih tau anak bahwa bekal itu harus dibagikan kepada teman-temannya,” ucap Psikolog Anna Surti Ariani atau yang lebih akrab disapa Nina.

Editors' Picks

2. Membantu membuat bekal untuk teman-temannya

2. Membantu membuat bekal teman-temannya
Freepik/tirachardz

Sebelum melakukan cara pertama, Mama bisa juga lho melibatkan anak untuk ikut memasak atau membuat sesuatu yang nantinya dibagikan kepada teman-temannya. Alhasil, makanan yang diberikan terasa semakin spesial karena berasal dari usaha sang Anak itu sendiri.

“Kalau di rumah bisa mengajak anak membuat sesuatu untuk dibagikan kepada teman. Contohnya bikin makanan dan nantinya dibagikan kepada teman-temannya,” ungkap Nina.

3. Mengajak anak untuk berdonasi bisa menstimulus keterampilan sosial anak

3. Mengajak anak berdonasi bisa menstimulus keterampilan sosial anak
Freepik/freepik

Membiasakan anak untuk peduli dan berempati kepada sesama harus dimulai dari lingkungan keluarganya. Maka ada baiknya Mama sudah mulai membiasakan anak menjalankan rutinitas memisahkan barang-barang yang sudah tidak digunakan, seperti pakaian, mainan, perlengkapan rumah, dan lain-lain.

Kemudian, barang-barang tak terpakai tersebut bisa didonasikan kepada mereka yang membutuhkan. Ketika mengajak anak berdonasi, maka sama saja Mama menstimulasi keterampilan sosial anak.

“Bisa juga berdonasi dalam bentuk apa pun, baik menyisihkan uang saku atau menyisihkan barang yang dimiliki. Ketika mengajak anak donasi, maka itu termasuk memberikan stimulasi keterampilan anak,” jelas Nina.

4. Lakukan pekerjaan kelompok bersama teman

4. Lakukan pekerjaan kelompok bersama teman
Freepik/pressfoto

Tidak hanya orangtua, rupanya guru juga punya peranan penting untuk meningkatkan keterampilan sosial anak pasca pandemi. Ketika berada di sekolah, guru bisa mengajak murid-muridnya untuk melakukan kerja berkelompok.

Dengan bekerja kelompok, maka anak akan menemukan situasi di mana ia harus membagi tugas, membaca situasi apakah teman lainnya mengalami kesultan, hingga bergiliran untuk mengemukakan pendapat.

“Ketika anak-anak sudah masuk sekolah lagi, guru bisa coba melakukan kerja kelompok. Dengan kerja kelompok, akan ada momen di mana mereka harus bergiliran, membagi tugas, dan membaca situasi apakah temannya mengalami kesulitas atau tidak,” terang Nina.

5. Membiasakan anak untuk melakukan sesuatu secara bergiliran

5. Membiasakan anak melakukan sesuatu secara bergiliran
Freepik/rawpixel.com

Selain itu, guru juga bisa membantu mengembangkan keterampilan sosial anak dimulai dari hal-hal kecil. Seperti mengingatkan muridnya untuk bergiliran dalam melakukan sesuatu, misalnya dalam bermain perosotan atau mengembalikan kertas ulangan di depan kelas.

Dari kegiatan ini, anak bisa belajar mengendalikan emosi dan keinginanya karena harus menunggu sampai gilirannya tiba. Anak juga belajar menghormati hak orang lain, sehingga ke depannya bisa melatih dirinya untuk tidak bertindak semena-mena apalagi mengambil milik orang lain.

“Pas di sekolah, guru bisa mengingatkan untuk bergiliran. Baik dalam bermain maupun hal lainnya, seperti mengembalikan kertas ulangan secara bergiliran,” ujar Nina.

Nah, jadi itulah cara meningkatkan keterampilan sosial anak setelah pandemi menurut psikolog anak dan keluarga. Semoga informasi ini membantu ya, Ma!

Baca juga:

Tanya Ahli

Mulai konsultasi seputar parenting yuk!

Hai Ma, mama mulai bisa bertanya dan berbagi pengalaman dengan ahli parenting.

Mama CerdAZ

Ikon Mama CerdAZ

Panduan kehamilan mingguan untuk Mama/Ibu, lengkap dengan artikel dan perhitungan perencanaan persalinan

Cari tahu yuk